Hey guys! Pernah denger istilah shortening dalam dunia kuliner? Mungkin sebagian dari kita masih agak asing ya dengan bahan yang satu ini. Nah, kali ini kita bakal ngobrol santai tentang apa itu shortening, mulai dari pengertiannya, fungsinya dalam makanan, sampai perbedaannya dengan margarin dan mentega. Yuk, simak baik-baik!

    Apa Itu Shortening?

    Jadi, shortening itu adalah lemak padat yang terbuat dari minyak nabati. Proses pembuatannya melibatkan hidrogenasi, yaitu penambahan hidrogen ke minyak nabati cair untuk mengubahnya menjadi bentuk padat pada suhu ruang. Tujuan utama dari proses ini adalah untuk meningkatkan stabilitas dan daya tahan shortening, sehingga tidak mudah tengik atau rusak. Shortening punya tekstur yang lembut dan creamy, mirip seperti mentega putih, tapi dengan karakteristik yang sedikit berbeda.

    Sejarah Singkat Shortening

    Shortening pertama kali diperkenalkan pada awal abad ke-20 sebagai alternatif yang lebih murah dan stabil dibandingkan lemak hewani seperti mentega dan lemak babi. Salah satu merek shortening paling terkenal adalah Crisco, yang diluncurkan pada tahun 1911. Crisco dengan cepat menjadi populer di kalangan ibu rumah tangga karena kemampuannya untuk membuat kue dan pai menjadi lebih lembut dan renyah. Sejak saat itu, shortening terus berkembang dan menjadi bahan penting dalam industri makanan.

    Komposisi Shortening

    Shortening umumnya terbuat dari minyak kedelai, minyak biji kapas, atau campuran keduanya. Minyak-minyak ini dihidrogenasi untuk menghasilkan lemak padat yang stabil. Beberapa jenis shortening juga mengandung emulsifier dan antioksidan untuk meningkatkan kinerja dan daya tahan produk. Emulsifier membantu mencampurkan lemak dengan bahan-bahan lain dalam adonan, sementara antioksidan mencegah shortening menjadi tengik.

    Jenis-Jenis Shortening

    Ada beberapa jenis shortening yang tersedia di pasaran, masing-masing dengan karakteristik dan kegunaan yang berbeda:

    • Shortening Serbaguna: Ini adalah jenis shortening yang paling umum dan cocok untuk berbagai keperluan memasak dan membuat kue. Shortening serbaguna biasanya terbuat dari campuran minyak nabati dan memiliki tekstur yang lembut dan mudah dicampur.
    • Shortening Mentega: Jenis shortening ini mengandung tambahan mentega atau perasa mentega untuk memberikan aroma dan rasa yang lebih kaya pada makanan. Shortening mentega sangat cocok untuk membuat kue kering dan pai.
    • Shortening Cair: Shortening cair adalah bentuk shortening yang lebih mudah digunakan dalam beberapa aplikasi, seperti memanggang dan menggoreng. Shortening cair biasanya terbuat dari minyak nabati yang tidak dihidrogenasi sepenuhnya.

    Keunggulan Shortening

    Salah satu keunggulan utama shortening adalah kemampuannya untuk menghasilkan tekstur yang sangat lembut pada produk bakery. Hal ini disebabkan oleh kandungan lemaknya yang tinggi, yang melapisi partikel-partikel tepung dan mencegah pembentukan gluten yang berlebihan. Selain itu, shortening juga memiliki titik leleh yang tinggi, yang berarti bahwa ia tetap padat pada suhu ruang dan tidak mudah meleleh saat dipanggang. Ini membantu menjaga bentuk dan struktur kue dan pai.

    Fungsi Shortening dalam Makanan

    Shortening punya banyak fungsi penting dalam pembuatan makanan, terutama dalam dunia baking. Berikut ini beberapa fungsi utamanya:

    1. Membuat Tekstur Lebih Lembut: Nah, ini nih fungsi utama dari shortening. Dengan menambahkan shortening ke dalam adonan kue atau roti, hasilnya akan jadi lebih lembut dan empuk. Shortening bekerja dengan cara melapisi partikel tepung, sehingga menghambat pembentukan gluten yang berlebihan. Gluten itu yang bikin adonan jadi elastis, tapi kalau terlalu banyak, hasilnya malah jadi keras. Makanya, dengan shortening, tekstur kue jadi lebih melt in your mouth.

    2. Memberikan Kelembapan: Shortening juga membantu menjaga kelembapan pada kue dan roti. Lemak dalam shortening mencegah air menguap terlalu cepat selama proses pemanggangan, sehingga kue tetap lembut dan tidak kering.

    3. Membuat Kue Lebih Renyah: Selain memberikan kelembutan, shortening juga bisa bikin kue jadi lebih renyah, lho! Terutama pada kue kering atau biskuit. Lemak dalam shortening menghalangi pembentukan gluten, sehingga adonan tidak mengembang terlalu banyak dan menghasilkan tekstur yang renyah.

    4. Memperpanjang Umur Simpan: Shortening juga bisa membantu memperpanjang umur simpan produk bakery. Kandungan lemaknya yang tinggi melindungi kue dari udara dan kelembapan, sehingga tidak mudah berjamur atau basi.

    5. Sebagai Pengganti Lemak Lain: Buat kalian yang punya alergi terhadap mentega atau margarin, shortening bisa jadi alternatif yang bagus. Shortening umumnya terbuat dari minyak nabati, jadi aman dikonsumsi oleh mereka yang alergi produk susu.

    Contoh Penggunaan Shortening

    Shortening sering digunakan dalam berbagai jenis makanan, termasuk:

    • Kue: Shortening adalah bahan penting dalam pembuatan kue, terutama kue kering, kue bolu, dan kue pai. Shortening membantu menghasilkan tekstur yang lembut, lembap, dan renyah pada kue.
    • Roti: Shortening juga dapat digunakan dalam pembuatan roti untuk memberikan tekstur yang lebih lembut dan memperpanjang umur simpan.
    • Frosting: Shortening sering digunakan dalam pembuatan frosting atau lapisan gula untuk kue. Shortening membantu menghasilkan frosting yang lembut, halus, dan mudah dibentuk.
    • Adonan Pai: Shortening adalah bahan utama dalam pembuatan adonan pai. Shortening membantu menghasilkan adonan yang renyah dan mudah dipotong.
    • Gorengan: Shortening juga dapat digunakan sebagai minyak goreng untuk memberikan tekstur yang renyah pada makanan yang digoreng.

    Perbedaan Shortening, Margarin, dan Mentega

    Banyak yang masih suka bingung nih, apa bedanya shortening, margarin, dan mentega? Secara kasat mata, ketiganya memang mirip, tapi sebenarnya punya perbedaan yang cukup signifikan. Yuk, kita bahas satu per satu:

    • Shortening: Seperti yang sudah kita bahas, shortening terbuat dari 100% lemak nabati. Teksturnya padat, warnanya putih pucat, dan rasanya netral. Shortening tidak mengandung air atau garam, sehingga sangat cocok untuk membuat kue dengan tekstur yang lembut dan renyah.

    • Margarin: Margarin adalah emulsi lemak nabati dan air. Margarin biasanya mengandung sekitar 80% lemak dan 20% air, serta tambahan garam, pewarna, dan perasa. Tekstur margarin lebih lembut daripada shortening, dan rasanya lebih kaya karena adanya tambahan garam dan perasa.

    • Mentega: Mentega terbuat dari lemak hewani, yaitu lemak susu. Mentega mengandung sekitar 80% lemak dan 20% air, serta garam dan laktosa. Tekstur mentega lebih padat daripada margarin, dan rasanya sangat kaya dan creamy karena kandungan lemak susu yang tinggi.

    Tabel Perbandingan Shortening, Margarin, dan Mentega

    Fitur Shortening Margarin Mentega
    Bahan Dasar 100% Lemak Nabati Emulsi Lemak Nabati dan Air Lemak Susu
    Tekstur Padat, Lembut Lebih Lembut dari Shortening Padat, Creamy
    Rasa Netral Lebih Kaya karena Tambahan Garam dan Perasa Kaya dan Creamy
    Kandungan Air Tidak Ada Sekitar 20% Sekitar 20%
    Kegunaan Membuat Kue Lembut dan Renyah, Pengganti Lemak Lain Membuat Kue dengan Rasa yang Lebih Kaya Memberikan Rasa Kaya pada Kue dan Masakan

    Mana yang Terbaik?

    Pilihan antara shortening, margarin, dan mentega tergantung pada preferensi pribadi dan resep yang digunakan. Shortening adalah pilihan yang baik untuk membuat kue dengan tekstur yang sangat lembut dan renyah, sementara margarin cocok untuk membuat kue dengan rasa yang lebih kaya. Mentega adalah pilihan yang tepat untuk memberikan rasa yang kaya dan creamy pada kue dan masakan.

    Tips Menggunakan Shortening

    Biar hasil kue atau masakanmu makin maksimal, ada beberapa tips nih yang perlu diperhatikan saat menggunakan shortening:

    • Gunakan Shortening pada Suhu Ruang: Sebelum digunakan, pastikan shortening berada pada suhu ruang agar lebih mudah dicampur dengan bahan-bahan lain.

    • Kocok Shortening dengan Gula: Saat membuat adonan kue, kocok shortening bersama gula hingga lembut dan mengembang. Ini akan membantu menghasilkan tekstur kue yang lebih lembut.

    • Jangan Terlalu Banyak Mengaduk: Setelah menambahkan tepung, jangan terlalu banyak mengaduk adonan. Cukup aduk hingga semua bahan tercampur rata. Mengaduk terlalu banyak akan membuat gluten terbentuk dan menghasilkan kue yang keras.

    • Simpan Shortening dengan Benar: Simpan shortening dalam wadah kedap udara di tempat yang sejuk dan kering. Hindari menyimpan shortening di tempat yang terkena sinar matahari langsung atau panas, karena dapat membuatnya meleleh dan rusak.

    Alternatif Pengganti Shortening

    Kalau lagi kehabisan shortening atau pengen cari alternatif yang lebih sehat, ada beberapa bahan yang bisa kamu gunakan sebagai pengganti. Tapi ingat ya, hasilnya mungkin akan sedikit berbeda:

    • Mentega: Mentega bisa jadi pengganti shortening yang baik, terutama untuk memberikan rasa yang lebih kaya pada kue. Tapi, mentega mengandung air yang lebih banyak daripada shortening, jadi tekstur kue mungkin tidak selembut jika menggunakan shortening.

    • Minyak Kelapa: Minyak kelapa juga bisa digunakan sebagai pengganti shortening. Minyak kelapa memberikan aroma yang khas pada kue, dan teksturnya juga cukup lembut. Tapi, minyak kelapa memiliki titik leleh yang rendah, jadi kue mungkin akan lebih mudah meleleh pada suhu ruang.

    • Puree Buah: Beberapa jenis puree buah, seperti puree apel atau pisang, juga bisa digunakan sebagai pengganti shortening. Puree buah akan memberikan kelembapan dan rasa manis alami pada kue. Tapi, tekstur kue mungkin akan lebih padat dan kurang renyah.

    Kesimpulan

    Nah, itu dia semua tentang shortening! Sekarang udah nggak bingung lagi kan apa itu shortening, fungsinya, dan bedanya dengan margarin dan mentega? Shortening adalah bahan penting dalam dunia baking yang bisa membantu menghasilkan kue dengan tekstur yang lembut, renyah, dan tahan lama. Jadi, jangan ragu untuk mencoba menggunakan shortening dalam resep kue favoritmu! Selamat mencoba dan semoga berhasil, guys!